
Anies Baswedan baru-baru ini mengeluarkan sebuah tulisan di media nasional yang berisi tentang gagasan mengatasi krisis iklim. Sebuah tulisan yang jarang didapati oleh seorang calon pemimpin atau presiden. Gagasan-gagasan Anies Baswedan juga menjadi ajang berpikir kita bersama karena ternyata begitu dekat ancaman krisis iklim yang terjadi.
Krisis iklim sudah didepan mata
Terjadinya krisis iklim sudah sangat terasa. Kita hampir lengah saat melihat fenomena alam yang terjadi dan merasa hal tersebut adalah hal yang wajar atau biasa. banjir rob, longsor, musim kemarau yang panjang, kekeringan, cuaca yang ekstrem, kebakaran hutan, kenaikan permukaan air laut rasanya seperti fenomena alam biasa. Padahal fenomena tersebut adalah krisis iklim atau orang awam menyebutnya dengan perubahan iklim.
Krisis iklim ini sangat disoroti oleh Anies Baswedan. Anies Baswedan melihat fenomena tersebut didepan mata ketika melakukan lawatan dan bertemu warga di pesisir Demak yang terancam tempat tinggalnya karena terjadi abrasiair laut. Bahkan untuk menikmati air bersih terpaksa harus berebut membeli air dengan harga tinggi bahkan ada beberapa masyarakat yang terpaksa menjual tanahnya karena ancaman tersebut.
Menurut Anies Baswedan ancaman tersebut tidak hanya terjadi di wilayah pulau Jawa saja melainkan ancaman tersebut terjadi juga di pulau-pulau terluar Indonesia yang terancam tenggelam. Pulau-pulau kecil sepanjang kepulauan Riau, Miangas, sampai selatan Borneo menghadapi ancaman hampir tenggelam. Bahkan lebih dari 80 pulau terluar Republik Indonesia terancam tenggelam.
Anies Baswedan mengatakan bahwa secara hitung-hitungan memang jumlah masyarakat terdampak tidak banyak dibandingkan jumlah warga di pulau-pulau terbesar di Indonesia. Tetapi ancaman ini bukanlah tentang besar kecilnya atau sedikit banyaknya warga yang terdampak. Melainkan tentang kedaulatan sebuah negara. Negara ini tidak hanya milik mereka warga di pulau-pulau besar atau padat penduduk melainkan milik semuanya.
Mewujudkan Keadilan Iklim
Sudah saatnya kita mewujudkan keadilan iklim untuk seluruh wilayah Indonesia. Tidak lagi berfokus pada kota-kota besar dan melupakan saudara kita yang tinggal di pulau-pulau terluar terancam tempat tinggalnya karena hampir tenggelam oleh naiknya permukaan air laut. Keadilan ini adalah milik semua warga negara.
Anies Baswedan mengeluarkan gagasan untuk mengatasi krisis iklim yang terjadi, gagasan-gagasannya antara lain:
- Target pemerintah yang tinggi dan inkonsistensi dalam realisasi. Maka hal ini wajib dikritisi seperti ketika kebijakan program subsidi mobil listrik untuk kepemilikian kendaraan pribadi. Padahal kebijakan ini harusnya dialihkan untuk transportasi massal yang membawa banyak orang. Subisidi pada transportasi massal akan membawa dampak lebih masif dibandingkan untuk kendaraan pribadi yang malah menambah padatnya jalan.
- Menguatkan kolaborasi dan diplomasi untuk mengatasi krisis iklim. Dengan merangkul semua komunitas warga maka dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Jalur diplomasi ini dapat dilakukan tingkat lokal bahkan global
- Bergerak bersama generasi kiwari untuk menyelesaikan masalah. Generasi kiwari atau generasi masa kini memiliki peran penting karena mereka memiliki ketertarikan akan masalah-masalah sosial yang terjadi. Ide atau solusi yang hadir wajib diapresiasi dan didukung dengan melakukan gerakan bersama.
Gagasan Anies Baswedan bisa dikatakan adalah gagasan-gagasan baru untuk seorang calon pemimpin negeri ini. Biasanya gagasan ini hanya muncul dari pemerhati lingkungan atau sosial. Tapi, gagasan ini muncul dari calon pemimpin negeri ini yang jika dapat dieksekusi maka dampaknya akan sangat dirasakan lebih luas.
Anies tidak sekedar mengeluarkan gagasan melainkan sudah mendahuluinya dengan karya saat menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta tahun 2017-2022. Munculnya pergub, membangun jalur sepeda, membangun trotoar, kebijakan program transportasi massal untuk warga DKI, merangkul komunitas Ciliwung Condet, bahkan aktif pada forum global seperti ditunjuknya Jakarta menjadi Wakil Ketua Komite Pengarah pada Forum C40.
Ya, gagasan berdasarkan pengalaman akan lebih nyata dampaknya.