
tki indonesia
Cinta rupiah – Pernahkah terpikir, berapa nilai rupiah yang dibawa oleh para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Luar Negeri setiap musim mudik lebaran tiba?
Anggaplah jika dari satu daerah yang terkenal sebagai kampung TKI mendapat kiriman dana sebesar 10 milyar rupiah dari warganya yang bekerja di luar negeri, total berapa trilyun rupiah yang dibelanjakan oleh seluruh TKI yang tersebar di puluhan kabupaten di Indonesia setiap tahun di daerahnya masing-masing? Ternyata angkanya sangat mencengangkan, mencapai Rp 140 triliun pertahun dan terus bertumbuh dari tahun ke tahun.
Mayoritas TKI kita memang masih berstatus buruh migran, atau low skilled workers alias tidak memiliki pendidikan/ketrampilan khusus. Mereka bekerja di Hongkong, Kore, Singapore, Malaysia serta sejumlah negara Timur Tengah. Namun karena jumlah mereka jutaan, maka para buruh migran ini mampu mengalirkan devisa triliunan rupiah ke kampung halamannya setiap tahun.
Salah satu daerah pengirim buruh migran atau Tenaga Kerja Indonesia ini adalah Kabupaten Lebak-Banten yang dikenal sebagai kampung pemasok TKI ke Arab Saudi dan Malaysia. Pada musim mudik lebaran tahun 2013, dana yang masuk ke wilayah tersebut sekitar Rp 12 milyar, dikirim melalui transaksi Western Union, kemudian oleh keluarga mereka dicairkan di kantor pos terdekat. Para TKI ini memang memilih untuk mengirimkan uangnya terlebih dahulu ke kampung halaman, daripada harus membawa uang kontan atau memasukkannya ke dalam rekening bank. Alasan praktis dan kemudahan dalam proses pencairan merupakan penyebab utama melakukan pilihan tersebut. Selain itu, mereka juga menghindari resiko uang hilang, ditipu orang atau hal-hal yang tidak diinginkan lainnya saat melakukan perjalanan kembali ke kampung halaman.
Dengan uang hasil jerih payah di negeri orang, para Tenaga Kerja Indonesia ini dapat membangun rumah, membeli tanah dan sawah, menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan lebih tinggi, serta memiliki modal usaha saat kontrak mereka berakhir kelak.
Jika selama ini Indonesia dikenal sebagai negara pemasok tenaga kerja ke luar negeri dengan modal ketrampilan seadanya, sehingga penghasilan mereka sering kali pas-pasan dan hanya menjadi tenaga buruh kasar ataupun asisten rumah tangga di negeri orang. Kini pemerintah mulai mengirimkan tenaga kerja yang telah memiliki ketrampilan khusus. Seperti tenaga perawat yang banyak dikirim ke negara Jepang dan Timur Tengah, Pelaut yang bekerja di maskapai pelayaran internasional, teknisi lulusan SMK yang bekerja di Korea dan Jepang, serta beberapa tenaga ahli lainnya. Dengan demikian, diharapkan selain mereka dapat meningkatkan taraf hidup diri dan keluarga, juga dapat memberikan tambahan devisa yang cukup besar bagi negaranya.
Nah bagaimanapun harus diakui bahwa Tenaga Kerja Indonesia adalah salah satu penghasil devisa terbesar negara!
foto tribbunews